Alergi Pada Bayi Harus Diwaspadai

Alergi merupakan suatu reaksi dari sistem kekebalan tubuh yang muncul ketika tubuh mendeteksi adanya zat asing yang masuk ke dalam tubuh, bisa melalui suntikan, terhirup, tertelan atau tersentuh. Pada bayi, reaksi yang tidak diinginkan ini menjadi salah satu masalah yang paling sering dialami oleh bayi. Walaupun menjadi suatu hal yang biasa, namun untuk mendeteksi apakah bayi memiliki kondisi kesehatan seperti ini tidak mudah. Ada banyak sekali faktor yang bisa menyebabkan munculnya reaksi yang tidak diinginkan ini. Bagi anda yang memiliki bayi, anda harus mengetahui faktor-faktor penyebab yang mungkin menjadi salah satu alasan mengapa bayi anda mengalami kondisi seperti itu.

Yang paling umum sebagai faktor alergi adalah faktor genetik dari bayi tersebut sendiri. Selain faktor genetik, yang ikut berperan dalam timbulnya reaksi tidak diinginkan tersebut adalah makanan dan juga lingkungan dari bayi tersebut. Namun, bila dibandingkan dengan faktor genetik dan faktor makanan, faktor lingkungan lebih jarang ditemui. Namun anda tidak boleh menutup mata terhadap timbulnya reaksi yang tidak diinginkan tersebut akibat faktor lingkungan. Untuk faktor makanan, ada beberapa makanan yang sering menyebabkan timbulnya alergi yang tidak diinginkan seperti misalnya kerang, susu, kacang, telur dan juga ikan. Untuk faktor lingkungan, biasanya ketika seorang anak mulai menginjak umur 18 bulan, anak anda bisa mulai menunjukkan gejala alergi terhadap benda yang ada di dalam dan atau di luar ruangan. Yang paling sering menjadi faktor lingkungan adalah serbuk sari, bulu hewan, debu, jamur dan hewan-hewan seperti kecoa ataupun tikus. 

Tidak menutup kemungkinan gigitan serangga, obat-obatan maupun bahan kimia tertentu seperti pewangi pakaian, detergen ataupun sabun cuci piring dapat menyebabkan timbulnya alergi. Jika menderita kondisi kesehatan yang seperti ini pada bayi anda, biasanya bayi akan menunjukkan beberapa dari gejala yang seperti ini.
  • Gatal-gatal
  • Kulit kemerahan
  • Muntah
  • Diare
  • Wajah bengkak
  • Bersin-bersih
  • Kesulitan bernapas
  • Pingsan atau hilang kesadaran
Mengapa bayi bisa sampai mengalami gejala-gejala seperti yang disebutkan di atas? Sebenarnya apabila bayi mengalami alergi, tubuh bayi tersebut salah mengenali zat yang tidak berbahaya sebagai zat yang berbahaya. Tubuh secara otomatis akan melindungi diri dari zat yang dikenali sebagai zat berbahaya tersebut dengan mencoba mengeluarkan zat tersebut, maka dari itulah tubuh mengalami gejala-gejala yang tidak diinginkan seperti yang disebutkan di atas. Maka tidak heran apabila bayi bisa mengalami gejala-gejala tersebut walaupun terpapar oleh makanan seperti susu, padahal bayi lainnya tidak mengalami gejala seperti itu dan baik-baik saja. 

Faktor genetik atau faktor keturunan menjadi salah satu faktor utama penyebab timbulnya alergi pada bayi. Karena sebagian besar bayi yang mengalami gejala seperti itu, biasanya memiliki orang tua yang mengalami kondisi kesehatan yang sama, namun bisa saja alergen yang menjadi pemicunya berbeda. Misalnya saja ibu dan atau ayah akan mengalami gejala bersin-bersin, kulit kemerahan ketika terpapar oleh udang, namun bayi atau anaknya akan mengalami kesulitan bernapas ketika terpapar oleh debu. Apabila anda, pasangan anda ataupun keluarga besar anda ada yang memilki riwayat alergi, anda harus  lebih berhati-hati dan memberi perhatian lebih terhadap bayi anda, terutama dari makanan dan lingkungannya. 

Dari sebuah penelitian pada tahun 1995, diketahui pada 150 bayi yang lahir hingga berusia 17 tahun bahwa ASI dapat mencegah timbulnya gejala yang tidak diinginkan tersebut. Apabila anda memiliki seorang bayi, alangkah baiknya untuk memberika ASI eksklusif kepada anak anda. Kurangi atau bahkan lebih baik untuk tidak memberikan susu formula atau susu sapi kepada anak anda. Tentunya jika anda menginginkan anak anda menjadi anak yang dapat tumbuh dengan sehat dan tidak mengalami alergi yang dapat mengganggu keseharian anak anda nantinya.  Sistem pencernaan dan juga organ tubuh pada anak belum berkembang dengan sempurna sehingga usus pada anak dapat timbus dengan mudah oleh protein asing. Bila di analogikan, usus bayi seperti kain kasa yang memiliki lubang atau pori-pori besar. ASI memiliki kandungan sel antibodi sIgA dalam jumlah yang cukup tinggi sehingga dapat melapisi permukaan usus anak agar dapat mengurangi besarnya pori-pori pada usus dan bisa mencegah protein asing menembus usus dengan leluasa. 

Selain itu susu sapi juga memiliki protein yang menjadi salah satu penyebab paling sering pada makanan. Protein-protein yang dapat memicu timbulnya reaksi tersebut adalah albumin serum sapi, laktoglobulin, laktalbumin dan juga kasen. Sedangkan ASI mengandung oligosakarida, immunoglobulin, sitokin, lisozim, glikoprotein, nukleotida, LCPUFA dan lain sebagainya yang dapat membantu mengendalikan reaksi tubuh akibat masuknya zat asing ke dalam tubuh, sehingga nantinya reaksi yang muncul tidak akan berlebihan.

Perkenalkan, saya adalah admin dari website ini, jadi jika Anda ingin bekerjasama dengan website ini silahkan hubungi email ini. asysyafuq@gmail.com

Artikel Terkait

Previous
Next Post »