Indonesia kaya akan budaya, termasuk budaya kuliner berupa kue tradisional khas nusantara. Banyak sekali kue-kue tradisional dengan bentuk dan rasa khasnya masing-masing. Lebih khususnya lagi kue-kue tradisional khas dari Pulau Jawa.
Kebanyakan dari kue-kue tersebut memiliki makna atau filosofi tersendiri. Rata-rata ada pesan moral yang tersembunyi dari setiap bentuk dan bahan yang digunakan untuk membuat kue. Tapi, pelajaran dari kue tak lagi banyak didengar oleh kaum milenials masa kini. Sehingga, mereka hanya sekedar tahu nama dan rasanya.
Yuk, kita kenali jelajahi makna berharga dari kue tradisional khas nusantara kesukaan anak jaman now. Kue-kue ini seluruhnya berasal dari pulau Jawa dan menjadi kue khas nusantara. Apa sajakah itu? Check it out!
Kue Nagasari
Kue basah ini termasuk jenis kue kukus. Usut punya usut, kue ini dikenal berasal dari Kabupaten Indramayu. Nagasari atau Nogosari dalam bahasa Jawanya tersusun atas dua bagian. Bagian luar terdiri dari lapisan berwarna putih susu dan empuk saat digigit. Bagian dalamnya diisi oleh buah pisang.
Bagian selimut terbuat dari campuran tepung terigu, tepung sagu, gula pasir dan santan atau campuran tepung beras dan tepung tapioka. Kue Nagasari biasanya diperjualbelikan di tempat-tempat tertentu. Seperti di pasar-pasar tradisional dan toko kue yang khusus menyediakan kue basah. Oiya buat kamu yang merupakan orang Semarang bisa cek loh tempat nongkrong di semarang ini yang wajib dicoba!
Selain itu kue ini seringkali dijumpai pada acara-acara keagamaan, proses kehidupan manusia seperti kematian dan pernikahan, serta selamatan atau kegiatan adat-adat masyarakat Jawa. Hal ini karena penggunaan kue basah ini sebagai jajanan pada acara adat merupakan budaya yang diwariskan secara turun-temurun.
Pewarisan kue Nagasari ini bukan tanpa alasan, sebab ada makna mendalam dari kue dua lapis itu. Kata Nagasari bisa diurai lagi menjadi dua macam kata, yaitu kata Naga dan kata Sari. “Naga” memiliki arti hewan kepercayaan masyarakat China yang melambangkan symbol kekuatan dan kehormatan.
Sedangkan “Sari” adalah kata yang memiliki makna inti atau hal pokok dari sebuah benda. Bila digabungkan, Nagasari berarti hal pokok yang terhormat dan berkuasa. Sehingga arti dari kehadiran kue ini dalam acara pernikahan bisa menjadi simbol dari harapan agar kedua mempelai hidup bersama dengan kuat menghadapi berbagai macam cobaan dan rintangan yang ada di depan. Sedangkan, makna saat dihidangkan di acara kematian itu berarti berharap agar keluarga yang ditinggalkan semakin kuat.
Lemper
Siapa yang tidak suka lemper? Pasti Kamu pernah mengalami masa dimana kamu akan mengincar kue lemper di suatu acara yang dihadiri. Karena selain enak, kue basah ini cukup mengenyangkan perut. Biasanya kue ini dibuat pada acara selamatan, pernikahan, ataupun pengajian.
Kue lemper sendiri terbuat dari beras ketan yang jika dimasak akan lengket. Bagian dalamnya berisi suwir daging ayam yang sudah dibumbui, lalu dibungkus dengan daun pisang. Hal ini ada filosofinya loh. Lemper terbuat dari beras ketan yang lengket sebagai simbol kerekatan hubungan . Jika dalam pernikahan, maka agar pengantin laki-laki dan wanita tetap rekat hubungannya meski diterpa ujian dan tetap mesra hingga akhir hayat mereka.
Selain itu kue lemper juga memiliki arti janganlah kita sombong dalam mengarungi hidup ini. Tidak memkamung rendah orang lain. Karena bisa jadi orang lain tersebut lebih baik dari kita. Makna moral itu digambarkan dengan urutan makan kue lemper. Saat Kamu makan pertama kali, tentu Kamu akan menggigit bagian luar yang merupakan beras yang agar keras namun lengket, baru kemudian akan merasakan nikmatnya daging pada gigitan kedua hingga ketiga.
Apem
Kue basah satu ini sering menjadi jajan kotak yang dibawa pulang oleh peserta acara-acara tradisional yang digelar. Bagian atas apem berwarna putih susu dengan bagian pinggirannya agak krispy dan bagian bawahnya sedikit berwarna hitam. Terkadang bagian atas apem diberi potongan buah nangka dan potongan helai daun pkamun. Sehingga rasa manis dan wangi pkamun menguar saat kamu memakannya.
Kebiasaan masyarakat Jawa adalah memberi kue basah ini saat mereka bertengkar dengan salah satu tetangganya. Rasa manis dari apem sebagai simbol permohonan maaf itu sendiri. Apem berbeda dengan serabi. Apem lebih gendut, tebal dan bulat daripada serabi.
Tiga kue tradisional khas nusantara tersebut ternyata memiliki makna yang baik untuk kita sampaikan pada anak, teman, saudara bahkan kolega kerja kita. Sembari ngobrol ringan, sampaikanlah pesan dari kue khas masyarakat Jawa. Selain merasakan nikmatnya kue tradisional, kamu juga memperoleh wawasan baru tentang pelajaran hidup yang bermakna tinggi. Buat kamu yang lagi nyari tempat nongkrong di berbagai kota juga bisa langsung cek hidupkita.com loh!